Jumat, 10 Desember 2010

Agora

Agora merupakan pusat kegiatan sosial untuk orang Yunani Kuno atau bisa juga disebut sebagai sebuah pasar yang ramai , dimana orang datang bukan hanya sekedar untuk membeli dan menjual barang tetapi juga untuk bertemu saling bertukar ide dan berita .
Kemudian Agora juga didefinisikan sebagai udara terbuka , tenda , pasar kota dimana para pedagang memiliki toko dan para pengerajin membuat dan menjual barang dagangan mereka . Namun Agora juga pusat kehidupan kota dan forum yang paling populer sebagai pusat perdebatan politik , filosofis , dan juga sipil .

- High Rise Building -

Mendengar kata High Rise Building bayangan kita langsung tertuju pada gedung – gedung tinggi yang berada di sekitar kita tentunya. Saat ini pembangunan gedung – gedung tinggi di Jakarta memang cukup signifikan. Jakarta kini bagaikan hutan beton yang menghiasi pusat kota. Bila kita telusuri lebih dalam mengenai high rise building sebenarnya bisa masuk dalam beberapa produk properti.

High Rise Building sendiri, sebenarnya adalah merupakan suatu tipologi bangunan gedung yang mana penggunaan bangunan tersebut bermacam - macam baik itu diperuntukan sebagai apartemen, perkantoran, hotel ataupun pusat perbelanjaan. Namun keberadaan high rise building di Indonesia lebih dominan untuk peruntukan sebagai apartemen serta perkantoran. Bila melihat dari kategori ataupun klasifikasi produk apartemen serta perkantoran maka dapat dibedakan sebagai berikut :

Perkantoran

Untuk bangunan perkantoran ada beberapa klasifikasi yang diterapakan antara lain :

a) High rise building (bangunan tingkat tinggi)
Bangunan dengan lantai lebih dari 20 lantai
b) Middle rise building (bangunan tingkat menengah)
bangunan dengan 4 lantai sampai dengan 20 lantai
c) Low rise building (bangunan tingkat rendah)
Bangunan dengan 1 lantai sampai dengan 3 lantai
d) Garden office / office park
Bangunan 1 sampai 5 lantai dengan lansekap yang ekstensif
e) Research and development
Penelitian dan pengembangan bangunan dengan 1 sampai 5 lantai dilengkapi dengan laboratorium, ruang steril, dan sedikit fasilitas manufaktur ringan, termasuk ruang industri kecil.

Apartemen

Dari produk apartemen ada beberapa klasifikasi yang diterapkan :

a. Garden Apartemen
Bangunan apartemen yang umumnya terdiri dari dua atau tiga lantai dimana tiap lantainya terdiri dari satu unit rumah. Sebagian besar dari kompleks apartemen ini memiliki public area untuk rekreasi.
b. Low Rise Apartement
Bangunan apartemen yang terdiri dari empat sampai lima lantai dan tidak memiliki lift. Fasilitas yang disediakan lebih terbatas dibandingkan garden apartment
c. Need Rise Apartment
Bangunan apartemen dengan ketinggian empat sampai delapan lantai. Sistem utilitas umumnya terpusat, demikian juga dengan fasilitas serta hall terpusat yang menghubungkan ke setiap unit pada tiap lantai apartemen.
d. High Rise apartment
Bangunan apartemen dengan ketinggian lebih dari delapan lantai, dimana setiap lantai terdiri dari beberapa unit rumah tinggal. Jenis apartemen ini memiliki sistem vertikal berupa lift
e. Town House
Terdiri dari rumah deret dengan ketinggian dua atau dua setengah lantai. Biaya konstruksinya lebih rendah daripada rumah tinggal. Selain itu biaya pemeliharaannya lebih murah dibandingkan jenis lainnya

- High Rise Building di indonesia -

Di indonesia terdapat beberapa bangunan tinggi baik yang sudah terbangun maupun yang masih dalam tahap perencanaan. Berdasarkan data yang ada ternyata hampir semua bangunan gedung tinggi yang ada di Indonesia lebih terfokus di Jakarta. Bila dilihat dari sisi wilayah administrasi negara memang pantas banyak gedung tinggi terbangun di wilayah Jakarta karena merupakan pusat dari pemerintahan.

Selain itu Jakarta merupakan daerah pusat bisnis indonesia. Begitu juga dengan perencanaan pembangunan gedung tinggi nantinya, para developer serta investor baik dalam maupun luar negeri masih terus melirik Jakarta sebagai daerah potensial investasi properti.

Melihat perkembangan bangunan tinggi di Indonesia tercatat dari tahun 2007 hingga 2009 ini sudah terbangun 168 bangunan gedung dengan ketinggian 8 lantai dan itu tersebar di kota-kota utama di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Untuk saat ini bangunan gedung tertinggi di Indonesia masih dirajai oleh Wisma BNI 46. Dengan ketinggian hingga 262 M. Ketinggian dari Wisma 46 sendiri merupakan penggabungan antara jumlah lantai gedung plus menara Kubah yang berbentuk pena yang terbuat dari baja. Wisma 46 sendiri diresmikan pada tahun 1996 dan memiliki 50 lantai. Gedung ini tercatat sebagai gedung tertinggi ke-123 di dunia. Namun kemungkinan besar posisi tersebut akan bergeser seiring adanya rencana pembangunan beberapa gedung tinggi di Indonesia.

- Bangunan Tinggi Yang Direncanakan di Indonesia -

Dari data perencanaan pembangunan gedung tinggi di Jakarta, Emaar Jakarta Tower merupakan bangunan dengan lantai tertinggi dengan ketinggian mencapai 718 M. Pembangunan Emar Jakarta Tower ini diprakarsai oleh investor dari Dubai, Emaar Properties pada tahun 2008. Pada awalnya Mereka mengusulkan untuk membangun gedung tertinggi untuk kawasan asia tenggara. Mereka kemudian memilih Indonesia sebagai lokasi pembangunannya. Keinginan tersebut kemudian di setujui oleh pemerintah Indonesia. Kini mereka tinggal menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan gedung tersebut. Sedangkan untuk pembangunan gedung tinggi lainnya saat ini sebagian besar masih dalam tahap under-construction.

- Ambisi Dubai, Jadikah? -

Salah satu raksasa developer properti dunia memang berbasis di Dubai. Beberapa pembangunann gedung tinggi sudah dilaksanakan baik di dubai maupun di beberapa negara di dunia. mereka pun terus melakukan ekspansi pengembangan properti di berberapa negara. Sekarang Indonesia pun menjadi salah satu incaran ekspansi pengembangan properti mereka. Emaar Properties salah satu developer properti dari Dubai yang berkeinginan membangun gedung tertinggi se-Asia Tenggara yang berlokasi di Jakarta. Namun secara mengejutkan di penghujung akhir tahun 2009 ini. Terjadi kasus Dubai World. Dimana pemerintah Dubai secara mengejutkan mengumumkan kondisi gagal bayar atas sebagian obligasi perusahaan terkemuka di negara tersebut yang jatuh tempo yaitu Dubai World. Dimana Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80 miliar. Kabar tersebut menggoncangkan pasar financial di beberapa belahan dunia. Bursa Eropa dan Asia pun shock atas kabar tersebut karena khawatir akan berimbas ke berbagai negara.

Setelah di telusuri ternyata Emaar Properties salah satu investor dari Dubai yang berinvestasi di Indonesia dalam pembangunan daerah wisata di Lombok dan berencana membangun gedung tertinggi se-Asia Tenggara di Jakarta adalah merupakan anak perusahaan dari Dubai World. Dari kasus Dubai World tersebut penuh keraguan akan terbangunnya Emaar Jakarta Tower di Indonesia sebagai salah satu gedung tertinggi di Jakarta dan se-Asia Tenggara. Lalu apakah raksasa properti dubai jadi tanam modal untuk mencapai ambisinya membangun bangunan tertinggi di Jakarta sebagai perluasan ekpansinya ? mari kita lihat perkembangannya kedepan.

- FENOMENA ARSITEKTUR GEDUNG TINGGI -

Pertumbuhan gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit (Skyscraper) merupakan indikator dari pertumbuhan kota (negara) baik secara ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga mendominasi wajah suatu kota, tak terkecuali dengan kota-kota yang ada di Indonesia. Kelahiran gedung-gedung tinggi tersebut adalah akibat perkembangan kebutuhan akan ruang-ruang untuk beraktifitas yang terus meningkat sedangkan lahan yang tersedia adalah tetap serta memusatnya kegiatan ekonomi pada suatu kawasan (Central Business District) mengakibatkan pertumbuhan kota secara vertikal.

Solusi seperti ini selain akan mempersingkat jarak, juga mempersingkat waktu. Kelahiran gedung-gedung tinggi merupakan suatu revolusi arsitektur yang ditunjang dengan kemajuan teknologi dan tetap berpedoman kepada prinsip dasar arsitektur yaitu ruang bentuk dan fungsi sehingga memenuhi syarat untuk ditempati (habitation).

Secara garis besar perkembangan gedung-gedung tinggi dapat dikelompokkan pada Periode Sebelum Perang Dunia II dengan stream Fungsionalism, Gaya Eklektik, Gaya Art-Deco dan Periode Setelah Perang Dunia II dengan stream The International Style, Gaya Post-Modern.
Pengelompokan ini didasarkan atas perubahan yang sangat signifikan baik pada perwajahan arsitektur maupun dalam penerapan teknologi konstruksinya.

Perkembangan gedung-gedung tinggi ini juga ditunjang oleh teknologi yang lahir sebelumnya yaitu dengan ditemukannya Elevator oleh Elisha Graves Otis pada tahun 1852 dan juga dengan ditemukannya konverter baja rancangan Sir Henry Bessemer tahun 1856 yang mampu menekan biaya struktur baja. Walaupun baja telah populer sebagai konstruksi pada tahun 1830. dan digunakan sebagai konstruksi jembatan pertama kali pada tahun 1777 pada ‘The Ironbridge’, di Coalbrookdale, disungai Severn, Shropshire, Inggris yang dibangun oleh Abraham Darby.

JAKARTA, Media Indonesia - DI Asia, khususnya di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan bahan bangunan dan teknologi yang menyertainya boleh dikata sangat melejit Banyak proyek terkemuka di kawasan ini yang telah mengadopsi teknologi bahan bangunan terkini hingga mampu mencapai level bangunan kelas dunia. Sebagai bagian utama dari industri konstruksi, bahan bangunan memang dituntut untuk selalu berkembang. Bahan baru, teknologi, dan teknik yang up to date harus terus muncul untuk mengimbangi dinamika industri konstruksi yang sangat laju.

Bukan hanya itu, kebutuhan masyarakat akan pengetahuan teknologi dan bahan bangunan juga semakin tinggi. Bahkan ada yang mengibaratkan, kebutuhan akan bahan bangunan seperti kebutuhan makanan; terus dibutuhkan dan permintaannya terus naik. Itulah mengapa inovasi-inovasi di bidang teknologi bahan bangunan makin menjadi tuntutan zaman. Itu juga alasan mengapa metode penciptaan bahan bangunan harus terus berkembang lebih efektif dan efisien.

Kebutuhan dan tuntutan ini tentu saja akan membawa peluang baru sekaligus tantangan untuk industri bahan bangunan secara global. Pun jikamelihat perkembangan yang terjadi sekarang ini, produsen-produsen bahan bangunan tampaknya sangat menyadari hal tersebut. Bagi mereka, tanpa ada tantangan yang melahirkan mampu inovasi, maka bisnis mereka akan habis digilas zaman. Persoalannya, ketika inovasi dan tren teknologi di bidang bahan bangunan itu sudah dilakukan, bagaimana mempertemukannya dengan pasar?

Inilah yang selama beberapa tahun terakhir coba ditawarkan PT Debindomulti Adhiswasti dengan mengadakan IndoBuildtech. Pameran yang kali ini sudah masuk tahun penyelenggaraan yang ke delapan ini memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa di bidang industri dan teknologi bahan bangunan, baik bagi kontraktor, profesional, arsitek, desainer interior-eksterior, distributor, maupun agen.

IndoBuildtech 2010 berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 30 Juni-4 Juli 2010. Pameran diikuti 189 manufaktur dan distributor bahan bangunan terkemuka di Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Korea Selatan, China, India, dan Uni Emirat Arab.

Karena ini merupakan ajang untuk mempertemukan produsen, supplier dan konsumen, selama lima hari pameran ini pun IndoBuildtech 2010 menggelar sesipresentasi produk dan teknologi bahan bangunan dari peserta pameran. Sesi ini sifatnya terbuka untuk umum dan gratis.

"Dalam kesempatan ini para pengunjung dapat memperoleh informasi terkini tentang tren penggunaan dan pemilihan produk serta teknologi pendukungnya," kata Direktur Debindo, Budiarto Linggowiyono seusai acara pembukaan IndoBuildtech oleh Wakil Presiden Boediono, kemarin.

Pengunjung pameran, kata dia, juga dapat berkonsultasi bidang arsitektur maupun interior, yakni di Klinik Konsultasi Arsitektur bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan di Klinik Konsultasi Interior bersama Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDDI).

Pameran IndoBuildtech 2010 yang luas areanya mencapai 11 ribu meter persegi ini akan menampilkan berbagai kategori produk terbaru meliputi building materials-and equipmenls, building automatic system, safety equipment, points and coating, lighting, door and window, concrete and mortar products, truss, plumbing systems, ceramic flooring and roofing, locks equipment, dan lain-lain.

Di lihat dari tujuan dan fungsinya, pemerintah semestinya merasa terbantu dengan IndoBuildtech karena pameran ini bisa menjelaskan dan memberikan gambaran kepada publik tentang perkembangan teknologi bahan material. Yang cukup spesial, tahun ini Indobuildtech dirangkai pula dengan kegiatan World Ceramic Forum 2010yang juga dihadiri Ketua Forum Organisasi Keramik Dunia Alfonzo Panzani.

Panzani mengaku terkesan dengan pameran IndoBuildtech ini. Khusus mengenai industri keramik, ia bahkan mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia akan menjadi negara industrikeramik yang baik dan prospektif di masa datang. "Saya terkesan dengan acara ini dan saya melihat ada sejumlah perusahaan keramik yang telah memiliki penggunaan teknologi digital," kata Panzani.

Bangunan itu tentu saja punya filosofi yang dalam seperti rumah yang kita bangun untuk tempat kita berlindung. Begini filosofinya:

1. Monumen Nasional konon merupakan reaktualisasi dari Kakbah, secara spiritual konon oleh Bung Karno dimanifestasikan ke dalam Tugu Monas. Sebagai simbul “Tuding Alip”, atau huruf “Alip”, juga simbul “Lingga & Yoni”. Secara (gambar bagan) Kabbah yang berbentuk kubus, adalah identik dengan “tanda salib (+)” maka terdapat “Silang Monas”. Warna Kakbah yang Hitam dan Putih adalah suatu gambaran tentang buruk dan baik. Disamping itu dapat dimaknai pula dengan “ ke Abah” atau ke kakek yakni Ibrohim (Abraham) atau kita harus senantiasa ingat kepada leluhur kita. Bukankah kita ada karena orang tua kita, bukankan mereka ada karena kakek – nenek kita ? dan seterusnya. Maka dalam ajaran Islam dinyatakan bahwa : “ridhanya orang tua adalah ridhonya TUHAN”, karena mereka adalah wakilnya TUHAN yang wujud! Nah bila kini banyak orang tak lagi peduli dengan leluhurnya bahkan ada yang mengatakan itu musyrik ? Bila itu benar adanya lalu mengapa kita setiap atakhiyat kita diwajibkan menyebut nama Ibrahim ?

2. Patung Pak Tani, adalah lambang saka guru revolusi yang selalu mengupayakan ketersediaan pangan, sandang dan papan. Kehidupan petani adalah yang lebih konsisten terhadap pemulyaan Langit dan Bhumi. Memayu hayuning bawana!

3.Patung Proklamator Soekarno – Hatta. Bangsa ini hancur karena tak menghormati jasa – jasa mereka. Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat (mau) menghormati pahlawannya. Dan Bung Karno telah mewasiatkan “Kititipkan bangsa dan Negara ini kepada mu” juga tentang ajarannya yakni Pancasila, Trisakti, Marhenisme dan Jasmerah. Sayangnya justru Desoekarnoisasi telah diaplikasikan secara masif. Oleh sebab itu bangsa ini harus mau mengakui kesalahanya dan meminta maaf kepadanya dan kepada TUHAN. Tanpa mereka kita mungkin tak akan menikmati hidup seperti sekarang ini. Oleh sebab itu mutlak bagi bangsa ini untuk mengkaji ajaran mereka dan mampu mengjayatinya. Kita tak perlu lagi terjebak pada idiologi sempit untuk menjadi “Soekarnois” atau “Hattais”, kini paradigma yang harus dipegang adalah bagaimana anak – anak bangsa ini mampu dan mau menjadi “Proklamatoris” yakni sebagai pewaris yang mampu menjaga, melestarikan dan mendaya gunakan “Negara Proklamasi yang berdasarkan PANCASILA” itu !

4. Dan Patung Hanoman di Pancoran adalah simbul “utusan” Sri Rama (Penjelmaan Sanghyang Wisnu). Penghayatan sesanti Latin “Fox Dei – Fox Populi” (suara rakyat adalah suara Tuhan) sehingga oleh Bung Karno diekpresikan & dihayati betul bahwa beliau “hanyalah sekedar sebagai penyambung Lidah Rakyat” yang identik dengan juru bicaranya Sang Khaliq guna membangun dunia baru tanpa adanya penghisapan antar manusia maupun antar bangsa yang senantiasa tertuntun oleh Kemaha Hadiran Tuhan Yang Maha Esa (Pancasila).

5. Jembatan Semanggi, lambang hati, disinilah identik dengan simbul “hati”. Disitulah bersemayamnya qalbu, nurani. Maka bila hatinya baik maka baiklah dunia ini namun bila hatinya buruk, petakalah yang ada. Oleh sebab itu adanya pemilihan tujuan yang akan menentukan hasil di kemudian hari, apa yang hendak dipilih dan dicapainya. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya apakah yang baik atau yang buruk atau bahkan mampu melepaskan dari sifat ke duanya ? Itulah rahman dan rahim – NYA. Yang baik akan mendapat ganjaran sebaliknya yang buruk akan mendapat hukuman – NYA. Mengenai nama Semanggi, Bung Karno punya cerita sendiri. Dalam satu kesempatan, dia pernah bicara filosofi tentang daun semanggi. Filosofi yang dimaksud adalah simbol persatuan, dalam bahasa Jawa dia menyebut “suh” atau pengikat sapu lidi. Tanpa “suh” sebatang lidi akan mudah patah.
Sebaliknya, gabungan lidi-lidi yang diikat dengan “suh” menjadi kokoh dan bermanfaat menjadi alat pembersih.

6. Bila dari Pancoran kita melewati Semanggi dan menuju ke Gedung DPR/MPR adalah suatu cermin bahwa manusia itu sebagai kalifah – NYA yang senantiasa dalam memutuskan apapun sebagai mahkluk sosial harus menjunjung suatu “hikmah dalam permusyawaratan sebagai pelaksanaan Negara yang beradab”. Perwakilan, musyawarah dan kekeluargaan adalah anjuran dalam ajaran Islam dan tentu agama – agama yang lain pula.

7. Dan bila berjalan ke arah Utara kembali ibarat tawaf akan menemukan “Patung Jenderal Sudirman”. Ini simbul dari nilai semangat, jiwa dan ruh berkorban demi kejayaan tanah airnya. Semangat dan jiwa “45” inilah yang harus dilestarikan dan dihayati oleh anak bangsa negeri ini. Bagaimana Pak Dirman sakit parah masih berkobar – kobar sifat dharma baktinya kepada Negara dan bangsa! Lalu bagaimana anak bangsa ini terjerumus untuk memperkaya diri dengan KKN ?
8. Ke utara sedikit disitulah terdapat patung “Selamat Datang” dan Hotel Indonesia. Bisa jadi maknanya adalah setelah mampu menghayati berbagai peri laku tersebut maka diberi selamat oleh Induknya suku – suku bangsa di dunia makna dari Indung sia (Indonesia) selanjutnya mau kemana ?

9. “Lapangan Banteng” (Banteng simbul kerakyatan) terdapat “patung kebebasan” yang merupakan simbul terbebasnya bangsa ini dari belenggu penjajah baik secara fisik (Belanda & Jepang) maupun mengalahkan nafsu amarah dan sifat penjajah. Nah di sekeliling Lapangan Banteng terdapat tempat – tempat suci seperti “Masjid Istiqlal” masjid rancangan F. Silaban, seorang Kristiani yang termegah di Asia Tenggara. Juga Gereja Katedral serta Wihara Dharma Yoga.Untuk menata laksanakan nafsu agar menjadi kalifah TUHAN maka harus memiliki ilmu agama dan beribaah baik melalui Masjid bagi umat Islam maupun melalui gereja bagi umat Christiani dan Wihara “Dharma Yoga”, bagi umat Buddha. Semuanya merupakan tempat – tempat peribadatan guna menyembah & Mengesakan Tuhan Seru Sekalian Alam. Cermin PANCASILA dan kerukunan antar umat Berketuhanan. Untuk menuju – NYA & berma’rifatullah, begitu banyak godaan & ujian maka perjalanan tak pernah berakhir.

10. Nah manakala kita memilih menuju ke arah utara kita dihadapkan berbagai pilihan atas baik dan buruk, dharma – adharma. Karena di depannya, kita akan menemukan tempat “Berfantasi – Berkayal” yakni “Taman Impian Jaya Ancol” yang hanya merupakan dunianya fantasi belaka (DUFAN).

11. Akan tetapi bila kita sampai di Hailai kita mengarah ke timur mecarinya suatu tempat suci, untuk beribadah akan mejumpai masjid alam baik di Marunda maupun di Cilincing dan Pura Segara, di pinggir laut tempat pemujaan bagi umat Hindu.

12. Sebaliknya bila dari Ancol kita belok ke arah barat akan sampai Pasar Ikan di sana pun terdapat makam & sekaligus masjid Luar Batang. Semuanya memilki wacana sebagai esensi penghayatan menghamba sahaya kepada – NYA yang seyogyanya juga diimplementasikan dengan “membaktikan diri kepada rakyat ini, meminjam istilah Sosro Kartono adalah “Ngawula dumateng kawulaning Gusti”. Mengabdikan diri guna kepentingan kemanusiaan (tanpa tersekat oleh SARA), yang asensinya sama dengan berbakti kepada TUHAN itu sendiri. !

Dengan demikian bagi umat Islam Indonesia yang mayoritas ini, shalatnya telah mencapai nilai intrinksik dan extrinksif karena tidak sekedar mendirikan akan tetapi juga telah mampu menegakkan sholat. Dengan demikian perbuatan keji dan mungkar itu otomatis benar – benar dapat terjauhkan. Sehingga yang ada adalah cerminan rasa kasih dan sayang tanpa membedakan gender, suku,ras dan agama, kesalehan sosial dan spiritual telah menjadi kepribadian bukan hanya sekedar sikap hidup semata.

Sungguhpun demikian manusia diberi kebebasan apakah memilih untuk mengenal Tuhan Seru Sekalian Alam & menghayati pesan kunci – kunci Proklamasi tersebut atau untuk bermimpi – berfantasi saja. Itulah rahman – rahim NYA. Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah memaksanya apa lagi meminta pembelaan dari umat – NYA, manusia yang amat dhoif. Bisa jadi bila kita merasa membela Alloh & Agama – NYA, apa lagi dengan laku anarkisme nampaknya tidaklah jumbuh dengan sanubari dan rasa – ing pangrasa , bukankah yang pasti itu merupakan refleksi “EGO” kita saja ? .

Dan itulah yang mungkin justru dinamakan musyrik itu sendiri. Bukan bagi orang yang membakar dupa dan menyajikan bunga semerbak mewangi bila mereka itu semata – mata menghamba kepada – NYA sedangkan mereka berdoa agar roh leluhur atas karsa dan kuasa NYA diberikan keharuman baik amal ibadahnya maupun karyanya semata – mata agar mendapatkan kedamaian dan matfiroh serta ampunan –NYA.

Nah, kemana Negara ini akan membawa bangsanya. Apakah seperti Los Angeles di Amerika, Tokyo di Jepang atau gurun pasir seperti kaum Ad yang suka sekali dengan bangunan tinggi. Melihat perkembangannya justru Jakarta makin memperbanyak gedung-gedung tinggi yang rakyat hanya jadi penjaga parkir di sana.